Tuesday, January 13, 2015

Menyelak Rindu



بسم الله الرحمن الرحيم




Ruang ini

ruang kenangan

dan masih.


Ia, seringkali bisa bawa aku jauh

jauh sekali hingga merentasi putaran waktu. 

jauh sekali hingga yang tertulis dahulu segalanya tampak begitu hidup.

jauh sekali hingga mampu mengajak aku menyentuh rasa empat tahun yang lalu.



Empat tahun yang lalu, ku kira adalah tahun tahun tarbiyyah. 

Tarbiyyah. 


Tempoh hari;

"Rasa hati dah tak seindah dulu dah. Kita semakin dewasa sayang. Semua benda kena decide sendiri."


Ini kata kata yang di petik dari pesanan whatsapp tempoh hari.

kata kata seorang sahabat fillah. Seseorang yang dapat melayani dan menerima diri ku dengan sabar dan hati yang terbuka; in my best, and in my worst. 

Seseorang yang aku bisa duduk bersamanya tanpa sebarang kata. Kadang diam sahaja di antara kita. Melayani hati masing masing. Namun seolah olah bisa membaca antara keduanya. Lalu kita tersenyum sendiri. Ya, selalunya begitu. Tidak banyak yang diperkatakan. Kita selesa begitu.

Pernah ada yang bertanya;

"Korang borak apa lama lama kat tangga tu sampai subuh?"

atau kalau dia melawat saya di bilik;

"Tak dengar suara apa apa pun. Ingatkan nusaibah sorang je dalam bilik. Rupanya ada tetamu."

Kami sendiri terdiam, karena hakikatnya, kami berbicara dalam diam. Bahasa kita sepi. 

Dia. Seorang yang ku gelar dengan panggilan kakak 

Dan puisinya ku nama kan Hujan. Dia adalah hujan ku. Hadirnya puitis persis gerimis.

 
Kakak, malam ini. kulihat jam sudah pukul satu empat belas AM.
Masih ingat, kalau waktu ini kita baru balik dari centre, tentu saja bayang bayang kita saat ini sudah berada di lorong kecil antara blok, bukan? Kalau tidak di situ, mungkin di tangga tangga berdekatan. 

Senyum kita diselangi suara perlahan. Diam kita mengira bintang bintang.


-HandsDown-
kakak, saya rindu
fi hifzillah




No comments: